Assignment 2 Nurrahma Octaviani

Let's Join Us

Assignment 2 Nurrahma Octaviani

Instructions

  1. Lakukan BBC dengan 3P (Pengetahuan, Penelitian dan Pengalaman) pada Materi Pertemuan 2 dan 3
  2. Silahkan buat rangkuman min. 2000 kata dari Section 2 > Disini < apa yang sudah kamu pahami mengenai Blockchain

Jawaban :

 

Assignment 2 – Nurrahma Octaviani

Blockchain

 

Rantai blok, blockchain, atau semula dieja block chain, adalah record yang terus berkembang, disebut block, yang terhubung dan diamankan menggunakan teknik kriptografi. Setiap blok biasanya memuat hash kriptografis dari blok sebelumnya, timestamp, dan data transaksi. Secara desain, blockchain resistan terhadap modifikasi data. Blockchain merupakan sebuah buku besar terdistribusi (distributed ledger) terbuka yang dapat mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan dengan cara yang dapat diverifikasi dan permanen. Untuk pemanfaatannya sebagai buku besar terdistribusi, blockchain biasanya dikelola oleh sebuah jaringan peer-to-peer secara kolektif dengan mengikuti protokol tertentu untuk komunikasi antar node dan mengkonfirmasi blok-blok baru. Setelah direkam, data dalam blok tidak dapat diubah secara retroaktif tanpa perubahan pada blok-blok berikutnya, yang membutuhkan konsensus mayoritas jaringan.

Blockchain dirancang dari awal agar aman (secure by design) dan merupakan contoh sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance (BFT) yang tinggi. Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain. Hal ini membuat blockchain cocok untuk merekam peristiwa, catatan medis, dan aktivitas pengelolaan record lainnya, seperti manajemen identitas, pemrosesan transaksi, dokumentasi barang bukti, ketertelusuran makanan (food traceability), dan pemungutan suara (voting).

Blockchain diciptakan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 dan dimanfaatkan sebagai buku besar untuk transaksi publik cryptocurrency bitcoin. Penemuan blockchain untuk bitcoin menjadikannya mata uang digital pertama yang dapat mengatasi masalah double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya atau peladen pusat. Desain bitcoin ini juga telah mengilhami aplikasi-aplikasi lain.

 

Blockchain adalah jenis struktur data yang digunakan dalam distributed ledger yang disimpan dan didistribusikan dalam sebuah paket yang disebut Block dan terhubung satu sama lain dalam suatu rantai digital (chain), sehingga terciptalah nama Blockchain. Jadi blockchain ini adalah jenis struktur data dalam satu rantai, bukan ledger, bukan juga teknologinya. Blockchain menggunakan metode kriptografik dan algoritma untuk mencatat dan melakukan sinkrosinasi data ke seluruh jaringan.

Jenis – Jenis Blockchain

Blockchain publik

Blockchain publik sama sekali tidak memiliki batasan akses. Siapa pun yang memiliki koneksi internet dapat mengirim transaksi ke dalamnya serta menjadi validator (berpartisipasi dalam pelaksanaan protokol konsensus). Biasanya, jaringan semacam itu menawarkan insentif ekonomi bagi mereka yang mengamankannya dan memanfaatkan beberapa jenis algoritme Proof of Stake atau Proof-of-work.

Beberapa blockchain publik terbesar dan paling dikenal adalah Bitcoin dan Ethereum.

Private blockchain

Private blockchain adalah blockchain berizin. Seseorang tidak dapat bergabung kecuali diundang oleh administrator jaringan. Akses peserta dan validator dibatasi.

Jenis blockcain ini dapat dianggap sebagai jalan tengah bagi perusahaan yang tertarik dengan teknologi blockchain secara umum tetapi tidak nyaman dengan tingkat kontrol yang ditawarkan oleh jaringan publik. Biasanya, mereka berusaha untuk menggabungkan blockchain ke dalam prosedur akuntansi dan penyimpanan catatan tanpa mengorbankan otonomi dan risiko mengekspos data sensitif ke internet publik.

Blockchain konsursium

Sebuah blockchain konsorsium sering dikatakan sebagai semi-desentralisasi. Ini juga perlu izin tetapi bukannya organisasi tunggal yang mengendalikannya, sejumlah perusahaan mengoperasikan node di jaringan tersebut. Para administrator dari rantai konsorsium membatasi hak pembacaan pengguna dan hanya memungkinkan node tepercaya yang terbatas untuk mengeksekusi protokol consensus.

 

 

Distributed Ledger pada Blockchain

Distributed Ledger Technology (DLT) adalah sebuah protokol yang dapat memungkinkan keamanan basis data digital yang terdesentralisasi. DLT memungkinkan penyimpanan pada seluruh informasi dengan cara yang aman dan tepat menggunakan teknologi kriptografi. Informasi yang disimpan nantinya hanya akan bisa diakses menggunakan “kunci” dan pengaman dari kriptografi. Setelah nantinya suatu informasi disimpan, data tersebut nantinya menjadi sebuah database yang tidak dapat diubah oleh jaringan luar.

Sifat dasar ledger yang terdesentralisasi membuat mereka kerap kebal dan terlindungi dari serangan kejahatan pada sistem digital. Distributed Ledger Technology memiliki potensi yang besar untuk mengubah cara kerja pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan. Dengan teknologi ini, dapat memudahkan pekerjaan pemerintah dalam berbagai sektor seperti pengumpulan pajak, penerbitan paspor, pencatatan pendaftaran tanah, lisensi, serta prosedur pemungutan suara.
Untuk memudahkan pemahaman ledger identik dengan pembukuan, bukan teknologi. Ada perbedaan antara distributed (atau terdistribusikan) dengan desentralisasi.

gambar berikut ini menggambarkan perbedaan antara desentralisasi (decentralized) dengan terdistribusi (distributed), juga sekalian disajikan sentralisasi agar mendapat pemahaman ketiganya.

  • Centralized, pada gambar paling kiri, adalah jenis ledger yang dikendalikan oleh pusat, dan pihak lainnya yang berada diluar pusat menyampaikan data kepada pusat, sehingga tersentralisasi datanya.
  • Desentralisasi, yang digambarkan pada bagan tengah, ledger dikendalikan oleh intermediary, dan para pihak lainnya selain intermediarymenyampaikan data kepadanya.
  • Terdistribusi, sudah mulai terlihat perbedaannya bahwa setiap pihak atau member memiliki cataran (atau record) yang sama satu dengan lainnya.

Penerapan Blockchain

Contoh blockchain, distributed ledger dan distributed ledger technology: sebuah transaksi mata uang digital (digital currency) dicatat dan didistribusikan kepada seluruh pengguna yang terdaftar dalam jaringan dan terhubung ke rantai struktur data (blockchain), dimana dicatat nilai jual dan beli dari berbagai mata uang.

Dari sejarahnya Blockchain ini diturunkan dari teknologi Bitcoin, sebuah digital currency yang dipelopori dan diarsiteki oleh Sathosi Nakamoto.

Rantai Nilai Blockchain, atau Blockchain Value Chain. Dimulai dari kiri Financial, contoh penggunaan Blockchain adalah Perbankan. Didalam bisnis perbankan terdapat jasa ekspor-impor dimana bank menerbitkan L/C (Letter of Credit) untuk para nasabahnya yang mengajukan perdagangan ekspor maupun impor. Didalam Blockchain terdapat Smart Contract yang digunakan untuk kontrak yang mengikat pengekspor dan pengimpor serta bank penerbit L/C dan bank penerima L/C.
Di sebelah kanannya, ada Value Exchange, atau lebih mudah dibayangkan adalah money changer-nya uang digital. Sebagai catatan, apabila kita memiliki kartu pembayaran dari Bank seperti e-money, flash dan sebagainya itu adalah bukan mata uang digital, mata uangnya adalah Rupiah hanya saja pencatatannya digital. Lalu mata uang digital itu yang mana? Contohnya Bitcoin, Etherium, dan lain-lainnya.

Sebelah kanannya lagi adalah Asset Register, contoh penggunaan Blockchain di sini adalah Supply Chain Management, transaksi emas dan berlian, dan lainnya.

Dan yang paling kanan adalah Security, contoh penggunaan Blockchain disini adalah Digital Identity Management. Identitas nasabah bisa diketahui untuk penelurusan Know Your Customer maupun Anti Money Laundering (KYC/AML).

Cara Kerja Blockchain

Secara gampang, cara kerja blockchain adalah dimulai ketika sebuah blok menyimpan sebuah data baru. Sistem blockchain sendiri terdiri dari dua buah jenis record, transaksi dan blok. Uniknya, setiap blok berisi hash kriptografi sehingga membentuk jaringan. Di sini, fungsi hash kriptografi adalah untuk mengambil data dari blok asal dan mengubahnya menjadi sebuah compact string.String ini menjadi alarm pendeteksi jika ditemukan adanya potensi sabotase. Teknologi blockchain juga terdesentralisasi, sehingga tidak ada satupun otoritas yang memiliki kendali penuh, melainkan terpecah ke setiap komputer yang sudah diinstal perangkat lunak khusus.

berikut ini  gambaran yang terjadi pada saat terjadi transaksi menggunakan Bitcoin.

  1. Pertama, toko online A memiliki Wallet Bitcoin untuk menerima pembayaran dari pelanggan.
  2. Kemudian datang pelanggan yang ingin membeli di website toko online A menggunakan Bitcoin.
  3. Pemilik toko online A memberikan alamat wallet bitcoin yang bisa digunakan pembeli untuk melakukan pembayaran.
  4. Pembeli melakukan transfer/pembayaran bitcoin ke alamat dompet bitcoin penjual toko online A yang diberikan bersama dengan kunci transaksi.
  5. Permintaan transaksi terkirim kepada para penambang (minners) bitcoin. Sebagai informasi, penambang bitcoin adalah orang-orang yang menyiapkan komputer khusus untuk melakukan perhitungan matematis guna membuka celah blok baru pada blockchain.
  6. Para penambang bitcoin menghitung nilai hash baru berdasarkan kombinasi hash kriptografi sebelumnya.
  7. Sebuah blok baru tercipta dan digunakan untuk menyimpan bitcoin dalam transaksi antara toko online A dengan pembeli.
  8. Transaksi terverifikasi, ditandai dengan penambahan bitcoin di wallet bitcoin toko online A.

Ada banyak peluang untuk memanfaatkan teknologi Blockchain, terutama dari bidang keuangan atau finansial. Dalam sektor keuangan, teknologi blockchain ibarat buku kas digital yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dengan mudah tanpa perlu mendapat persetujuan dari lembaga keuangan seperti bank. Teknologi ini otomatis membuat seluruh transaksi menjadi lebih aman dan transparan, sehingga meminimalisir penyelewengan data seperti korupsi atau suap.

Keunggulan Teknologi Blockchain

Sistem Lebih Transparan
Teknologi blockchain mampu menyimpan histori transaksi yang aman dan juga transparan. Ketika melakukan transaksi menggunakan blockchain, terdapat pula public access yang bisa dilihat oleh semua orang baik tanpa harus memiliki akses login. Jika dibandingkan dengan sistem perbankan saat ini, pola tersebut tentu sangat jauh berbeda. Uang yang dimiliki dan disimpan oleh nasabah tidak bisa lagi digunakan oleh perusahaan finansial tanpa sepengetahuan customer.

Proteksi Data yang Lebih Baik
Teknologi menggunakan sistem yang diverifikasi oleh para penambang (miner) sebelum dieksekusi pada banyak komputer. Struktur database blockchain juga bersifat append only atau hanya bisa menambahkan dan tidak memiliki perintah edit. Alhasil, hacker tidak bisa melakukan hack ataupun social engineering untuk mengubah data.

Audit yang Lebih Baik
Kemampuan audit menjadi salah satu fungsi penting dari blockchain. Pasalnya, setiap orang bisa melihat dan mentracking data transaksi sehingga memungkinkan untuk mengetahui jejak audit sebuah aset. Tak ada lagi potensi penggelapan dana korupsi, karena data transaksi bersifat publik, immutable (tidak bisa diedit, tidak bisa dihapus) dan append only (hanya bisa ditambahkan).

Menghilangkan Biaya Calo
Dengan adanya blockchain, maka peran middleman menjadi semakin tidak relevan. Middleman atau calo yang hanya akan menambah biaya transaksi diganti dengan algoritma konsensus. Semua kebutuhan pencatatan transaksi hingga proses verifikasi, diarahkan ke satu akses database yang bersifat immutable.

Evolusi teknologi blockchain : Blockchain 1.0, 2.0, 3.0

Blockchain sebagai sebuah teknologi pada umumnya juga berkembang sangat cepat. Jika Anda membeli smartphone hari ini, bisa-bisa 1-2 tahun lagi sudah ada smartphone yang lebih murah,tetapi dengan fitur teknologi yang lebih canggih. Teknologi blockchain yang mulai muncul pada 2008, hingga kini tahun 2021 juga memiliki berbagai versi.

Blockchain 1.0 : Currency

Implementasi blockchain pertama yang memungkinkan transaksi finansial secara peer-to-peer tentu adalah Bitcoin, yang disebut sebagai “internet of money”.

Blockchain 2.0: Smart Contracts

Konsep berikutnya adalah smart contract, atau program komputer yang “hidup” di dalam blockchain. Hal tersebut merupakan program komputer yang bersifat otonom, transparan, dan dapat dieksekusi secara otomatis jika kondisi yang ditentukan sudah terpenuhi.

Smart contract bisa mengurangi biaya eksekusi, verifikasi, dan biaya fraud prevention. Smart contract yang dijalankan di blockchain bisa dibilang sudah memiliki embedded security dan sulit untuk di-hack. Blockchain yang paling dikenal di versi ini adalah blockchain Ethereum yang memungkinkan implementasi dari smart contract.

Blockchain 3.0 : Decentralized Application (Dapp) & Scalability

Fokus blockchain generasi ketiga adalah untuk memperbaiki kelemahan dari blockchain 2.0, di mana teknologi blockchain 2.0 sering menghadapi masalah dalam real world implementation seperti kecepatan yang lambat atau biaya transaksi yang luar biasa besar. Blockchain 3.0 memperbaiki dari aspek scalability, termasuk interoperability dan peningkatan kecepatan jaringan.

Salah satu contoh blockchain 3.0 adalah Vexanium, yang bisa digunakan untuk penggunaan retail karena memiliki biaya transaksi yang sangat rendah dan kecepatan transaksi jauh lebih tinggi dari blockchain Ethereum.

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x